ARCHINEX 2025: Mendorong Arsitek Menjadi Pemimpin, Bukan Hanya Perancang
- Ahmad Shiddiq Wangsaputra
- Aug 4
- 2 min read

Membuka wawasan baru lewat forum BIM UP dan panggung archipreneurship
Jakarta, Indonesia — Di tengah cepatnya perubahan teknologi dalam dunia arsitektur dan konstruksi, ARCHINEX hadir sebagai panggung penting bagi para arsitek dan profesional AEC (Architecture, Engineering, Construction) yang ingin melangkah lebih jauh dari sekadar menggambar — menjadi pemimpin proyek, pemilik usaha, dan penggerak transformasi industri.
Pagi Hari Dibuka oleh BIM UP: Saatnya Menyatukan Visi Digital untuk para Arsitek
Acara dibuka dengan sesi khusus BIM UP, forum praktisi yang menghadirkan pembicara lintas disiplin dari proyek nyata berskala nasional dan internasional. Diskusi berfokus pada transformasi digital di dunia proyek, pentingnya kolaborasi lintas software, serta standar koordinasi seperti ISO 19650 dan BEP (BIM Execution Plan).

“Perkembangan BIM menurut saya penting dan itu menjadi keniscayaan. Nggak mungkin BIM dihilangkan atau dihapuskan. Tapi makin lama tuh makin berpengaruh dan mempengaruhi kita.”
— Andra Matin, Arsitek
Pesan yang disampaikan lugas: BIM bukan sekadar alat bantu teknis, tapi fondasi manajemen proyek masa depan. Kesadaran ini penting terutama bagi generasi muda dan pemilik firma kecil-menengah agar tidak tertinggal secara sistem kerja.
ARCHINEX: Mewujudkan Jiwa Archipreneur untuk Arsitek
Tak hanya soal teknologi, ARCHINEX mengangkat dimensi arsitek sebagai entrepreneur. Panel dan sesi paralel menyoroti:
Cara membangun studio arsitektur yang profitable dan terukur
Strategi membentuk personal branding sebagai arsitek muda
Merancang workflow digital untuk tim kecil
Memahami regulasi proyek dan model bisnis jasa desain
Dalam sesi “Beyond the Drawing Board,” pembicara menekankan bahwa keberhasilan seorang arsitek tidak lagi diukur hanya dari estetika desain, melainkan kemampuan mengelola tim, klien, risiko proyek, hingga keuangan studio.
“Hari ini, desain bagus saja tidak cukup. Kita harus mampu memimpin tim, mengelola risiko, dan menavigasi proyek digital lintas disiplin.”
— Shiddiq Wangsaputra, Founder SKALA Academy, CEO PT. Attaya Arsitek Internasional
Belajar dari Kursus-Kursus yang Relevan
Selama acara, SKALA Academy menampilkan program kursus intensif untuk menjawab tantangan para archipreneur masa kini:
Kursus BIM Coordinator & Manager: Untuk pemilik studio dan project leader
Kursus Revit & Archicad: Bagi tim yang ingin upgrade ke BIM
Kursus Parametric Design dengan Rhino + Grasshopper: Untuk eksplorasi desain adaptif
Kursus Manajemen Proyek Arsitektur: Fokus pada aspek kontrak, budgeting, dan koordinasi teknis
Dengan sistem project-based dan bimbingan dari praktisi, kursus ini dirancang bukan hanya untuk belajar software, tetapi mengubah cara berpikir dan bertindak sebagai profesional digital.
ARCHINEX Bukan Hanya Acara, Tapi Awal Gerakan
Lebih dari sekadar pameran atau seminar, ARCHINEX adalah cermin tantangan dan peluang arsitek masa depan. Sebuah forum tempat wawasan, jejaring, dan aksi konkret bertemu. Ia menekankan bahwa transformasi digital dan spirit entrepreneurship bukan pilihan, melainkan keniscayaan.
Ingin membentuk masa depan sebagai arsitek yang relevan, tangguh, dan berdaya?
SKALA Academy siap membimbingmu lewat berbagai kursus yang mendalam dan aplikatif.
Kunjungi www.skalacourse.com dan mulai langkahmu hari ini.



Comments