Parametric Design untuk Arsitek dan Desainer
Integrasi desain, data, dan algoritma dalam satu alur kerja yang adaptif.
Kenapa Harus Belajar Rhino + Grasshopper?
Menguasai Rhino + Grasshopper berarti anda dapat eksplorasi desain secara lebih luas.
Desain Adaptif & Cerdas
Parametric design memungkinkan kamu membuat desain yang bisa merespons data seperti cahaya, angin, atau biaya secara otomatis dan efisien.
Dipakai di Proyek
Kelas Dunia
Digunakan oleh firma besar seperti Zaha Hadid, BIG, OMA, dan UNStudio untuk proyek landmark global seperti Louvre Abu Dhabi & Bandara Changi.
Skill Langka yang Dicari Industri
Masih sedikit profesional yang menguasai visual programming untuk arsitektur. Ini membuatmu lebih menonjol saat melamar kerja atau pitching proyek.
Menghubungkan Desain
ke BIM
Meningkatkan
Efisiensi Desain
Siap untuk Produksi
dan Fabrikasi Digital
Grasshopper bisa terhubung langsung ke Revit & Archicad, membuat desain parametrik yang kamu buat langsung bisa masuk ke workflow proyek nyata.
Ubah parameter → seluruh sistem ikut berubah. Tak perlu gambar ulang manual. Ini mempercepat eksplorasi bentuk dan pengambilan keputusan.
Desain dari Rhino + Grasshopper bisa langsung dibawa ke mesin CNC, laser cut, atau 3D printing. Dari ide ke realisasi, tanpa hambatan.
Rhino + Grasshopper: Desain Parametrik untuk Masa Depan Arsitektur Digital
Rhino + Grasshopper adalah kombinasi perangkat lunak yang merevolusi cara arsitek dan desainer bekerja. Dengan Rhino sebagai alat pemodelan bebas (NURBS-based) dan Grasshopper sebagai plugin visual programming, arsitek kini bisa merancang bangunan bukan hanya berdasarkan bentuk, tapi berdasarkan logika, data, dan sistem.
Dua tools ini membentuk pondasi penting dalam dunia parametric design, yang kini menjadi salah satu pendekatan paling strategis dalam industri arsitektur, teknik, dan konstruksi (AEC).
​
Apa itu Rhino + Grasshopper?
Rhino (Rhinoceros 3D) adalah perangkat lunak pemodelan 3D yang dikenal karena fleksibilitasnya dalam membuat bentuk kompleks.
Grasshopper adalah plugin visual scripting di dalam Rhino, yang memungkinkan pengguna membuat desain berbasis parameter — dari struktur geometris hingga respons terhadap iklim.
Kombinasi ini memungkinkan desainer menciptakan sistem, bukan hanya bentuk. Misalnya: mengatur ukuran jendela berdasarkan orientasi matahari, atau merancang fasad berdasarkan arah angin dan efisiensi energi.
​
Fungsi dan Manfaat Rhino + Grasshopper:
✅ Desain Parametrik Adaptif – Merancang berdasarkan aturan dan data, bukan hanya intuisi.
✅ Integrasi BIM – Terhubung ke Revit, Archicad, Tekla melalui IFC atau plugin seperti Rhino.Inside.
✅ Visual Programming – Mengembangkan desain kompleks tanpa menulis kode.
✅ Simulasi & Analisis – Gunakan plugin seperti Ladybug (iklim), Kangaroo (fisika), dan Galapagos (optimasi).
✅ Produksi Digital – Output desain langsung bisa dibawa ke fabrikasi CNC, 3D printing, dan digital manufacturing.
Awal Mula
-
Grasshopper dikembangkan oleh David Rutten dan resmi terintegrasi dalam Rhino sejak awal 2010-an.
-
Awalnya banyak dipakai di universitas untuk eksperimen bentuk, namun kini berkembang menjadi alat standar profesional di firma-firma besar seperti Zaha Hadid Architects, BIG, OMA, UNStudio, dan lainnya.
-
Filosofi dasarnya: menjadikan desain sebagai proses berulang dan dapat dikontrol dengan parameter — bukan hasil akhir yang statis.
​
Perkembangan
-
Dengan bertumbuhnya tren generative design dan automation dalam arsitektur, Rhino + Grasshopper menjadi solusi utama dalam menghubungkan desain kreatif dengan analisis performa dan BIM.
-
Komunitas Grasshopper sangat aktif, dengan ribuan plugin yang terus dikembangkan untuk simulasi iklim, struktur, akustik, urban design, dan lainnya.
-
Grasshopper juga mulai digunakan dalam urban planning, landscape, interior, hingga sistem modular.
Saat Ini
-
Rhino + Grasshopper digunakan di berbagai proyek, dari desain fasad responsif, museum, bandara, hingga stasiun transportasi dan hotel modular.
-
Banyak universitas dan perusahaan mulai menjadikannya standar keterampilan wajib untuk arsitek dan desainer digital.
-
Di Indonesia, SKALA Academy menjadi salah satu pelopor kursus Rhino + Grasshopper terintegrasi dengan workflow BIM.
“Rhino + Grasshopper bukan cuma alat eksperimen, tapi jembatan antara imajinasi, data, dan konstruksi nyata.”
— Shiddiq Wangsaputra, Founder SKALA Academy
Kesimpulan
Rhino + Grasshopper bukan sekadar software.
Ini adalah cara berpikir baru dalam mendesain dan membangun.
Dengan menguasainya, arsitek dan desainer bisa berpindah dari sekadar ‘membuat bentuk’ ke menciptakan sistem desain yang cerdas, adaptif, dan terhubung ke dunia nyata — dari analisis, dokumentasi, hingga fabrikasi.
Keunggulan Rhino + Grasshopper
Apa yang Akan Anda Pelajari?
Dasar Pemodelan 3D di Rhino
-
Navigasi & antarmuka Rhino
-
Teknik modeling NURBS & solid modeling
-
Membuat bentuk organik & presisi geometris
Logika Parametric Design
-
Konsep parametric thinking
-
Perbandingan desain manual vs desain berbasis sistem
-
Studi kasus proyek nyata
Visual Programming di Grasshopper
-
Dasar node & wire
-
Struktur data (data tree)
-
Membangun sistem desain interaktif
Simulasi & Analisis Desain
-
Analisis iklim dengan Ladybug
-
Simulasi bentuk dengan Kangaroo
-
Optimasi bentuk dengan Galapagos
Integrasi ke Workflow BIM & Fabrikasi
-
Ekspor ke Revit / Archicad (via IFC / Rhino.Inside)
-
Siap untuk CNC, 3D printing, dan fabrikasi digital
-
Alur kerja dari desain → produksi
Proyek Akhir & Portofolio
-
Proyek desain parametrik individu
-
Review langsung dari praktisi
-
Penyusunan portofolio profesional
Contoh Project menggunakan Rhino + Grasshopper
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apakah saya perlu pengalaman sebelumnya?
Tidak! Kelas ini dirancang untuk pemula hingga profesional.
Apakah saya akan mendapatkan sertifikat?
Ya! Anda akan menerima sertifikat resmi setelah menyelesaikan kelas.
Bagaimana cara mendaftar?
Klik tombol “Daftar Sekarang”, isi formulir, dan selesaikan pembayaran.


